Transmisi Data - Transmisi Data Digital

Transmisi digital adalah pengiriman informasi melalui media komunikasi fisik dalam bentuk sinyal digital. Sinyal analog harus didigitalkan sebelum dikirim.

Informasi digital tidak dapat dikirim langsung dalam angka "0" dan "1", namun harus dikodekan dalam bentuk sinyal sesuai dengan beberapa keadaan, misalnya: tingkat tegangan voltage terhadap bumi, perbedaan tegangan antara dua kabel, ada/tidaknya arus di kawat, dan ada/tidak adanya cahaya.

Transformasi informasi biner ini menjadi sinyal dalam dua keadaan berkat DCE, atau yang juga dikenal sebagai pita dasar dekoder atau base band decoder, yang merupakan asal nama dari transmisi pita dasar atau base band transmission untuk merujuk pada aktivitas transmisi digital.

Digital (Base band) transmisi

Encoding Signal

Untuk mengoptimalkan transmisi, sinyal harus dikodekan untuk memfasilitasi transmisi pada medium fisik. Ada berbagai sistem pengkodean untuk mencapai tujuan ini, dibagi menjadi dua kategori:

Enkoding dua-tingkat: sinyal hanya dapat mengambil nilai negatif atau nilai positif (-X atau +X, dimana X merupakan nilai kuantitas fisik yang digunakan untuk mengangkut sinyal).

Enkoding tiga-tingkat: sinyal dapat mengambil nilai negatif, nol, atau nilai positif (-X, 0, atau +X).

NRZ Encoding

NRZ encoding (yang berarti No Return to Zero) adalah sistem pengkodean pertama dan yang paling mudah. Sistem ini dapat mengubah 0s ke -X dan 1s ke +X, yang menghasilkan pengkodean bipolar di mana sinyal tidak pernah nol. Akibatnya, penerima dapat menentukan apakah sinyal hadir atau tidak.

NRZ encoding

NRZI Encoding

NRZI encoding berbeda dari pengkodean NRZ. Dengan pengkodean ini, ketika nilai bit adalah 1, sinyal akan berubah. Ketika nilai bit adalah 0, sinyal tidak akan berubah keadaan.

NRZI encoding

Pengkodean NRZI memiliki banyak keuntungan, termasuk mendeteksi apakah sinyal ada atau tidak, serta mendeteksi kebutuhan arus transmisi sinyal rendah.

Namun, pengkodean ini memiliki satu masalah: kehadiran arus kontinu selama sekuensi nol, yang mengganggu sinkronisasi antara pemancar dan penerima.

Manchester Encoding

Manchester encoding, disebut juga biphase encoding atau PE (Phase Encode), memperkenalkan transisi di tengah-tengah setiap interval. Hal tersebut menyebabkan performan eksklusif OR (XOR) dari sinyal dengan sinyal clock, dan menyebabkan kenaikan sinyal edge ketika nilai bit adalah nol dan penurunan sinyal edge dalam kasus sebaliknya.

Manchester encoding

Manchester encoding memiliki banyak keuntungan, seperti: tidak mengambil nilai nol, penerima dapat mendeteksi sinyal. Selain itu, spektrum menempati pita lebar atau wide band.

Delay Encoding (Miller)

Delay encoding, disebut juga Miller encoding, memiliki kemiripan dengan Manchester encoding. Bedanya, dalam Miller encoding, transisi hanya terjadi di tengah-tengah interval hanya ketika bit mencapai nilai 1, yang memungkinkan kecepatan data yang lebih tinggi.

Miller encoding - Delay Encoding

Bipolar Encoding

Bipolar encoding adalah encoding tiga tingkat, karena menggunakan tiga keadaan dari kuantitas yang diangkut pada media fisik. Nilai 0 ketika nilai bit adalah 0, atau X dan -X ketika nilai bit adalah 1.

Bipolar encoding

Image © Pixabay.

Dokumen ini berjudul « Transmisi Data - Transmisi Data Digital », dipublikasikan oleh pihak CCM di bawah lisensi Creative Commons. Anda dapat menyalin, menggunakan, dan memodifikasi konten halaman ini berdasarkan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh lisensi ini. Mohon tetap mencantumkan nama CCM (id.ccm.net) pada publikasi Anda.
Gabung komunitas kami